Lem lash adalah barang kosmetik yang harus dimiliki bagi banyak orang yang suka memakai bulu mata palsu. HakLem lashharus kuat, tahan lama dan aman untuk digunakan. Namun, bagi sebagian orang, lem lash dapat menyebabkan reaksi alergi yang parah. Jika Anda alergi terhadap lem lash, jangan khawatir, masih ada banyak pilihan yang tersedia.
Berikut adalah beberapa pertanyaan umum yang terkait dengan alergi lem bulu mata dan jawaban untuk membantu Anda menangani masalah ini:
T: Apa gejala umum alergi lem lash?
A: Gejala umum alergi lem lash termasuk kemerahan, gatal, pembengkakan, rasa sakit, dan kadang -kadang bahkan ruam di area mata.
T: Apa yang harus saya lakukan jika saya curiga saya alergi terhadap lem lash?
A: Jika Anda pikir Anda memiliki alergi untuk menyerang lem, berhenti menggunakannya segera. Cuci area yang terkena secara menyeluruh dan ambil antihistamin untuk mengurangi gejala. Anda mungkin juga ingin berkonsultasi dengan alergi untuk menerima nasihat profesional.
T: Bisakah saya tetap memakai bulu mata palsu jika saya alergi terhadap lem lash?
A: Ya, Anda masih bisa memakai bulu mata palsu bahkan jika Anda alergi terhadap lem lash. Alternatif yang baik adalah menggunakan bulu mata magnetik atau ekstensi bulu mata yang tidak memerlukan lem.
T: Apa saja alternatif lem bulu mata yang dapat saya gunakan?
A: Beberapa alternatif untuk lem lash termasuk menggunakan pita bulu mata, perekat bulu mata bening, atau bahkan selotip dua sisi. Anda dapat menggunakan ini dengan bulu mata strip atau bulu mata individu.
T: Bagaimana saya bisa mencegah reaksi alergi terhadap lem bulu mata?
A: Untuk mencegah reaksi alergi, penting untuk melakukan tes patch sebelum menggunakan produk baru apa pun. Oleskan sedikit lem bulu mata ke bagian belakang tangan Anda dan tunggu 24 jam untuk melihat apakah ada reaksi. Ini juga merupakan ide yang baik untuk menggunakan lem bulu mata hypoallergenic atau tingkat medis jika Anda rentan terhadap alergi.
Secara keseluruhan, penting untuk merawat kulit dan mata Anda dengan baik, terutama jika Anda alergi terhadap produk kecantikan. Ingatlah untuk berkonsultasi dengan seorang profesional sebelum mencoba produk baru jika Anda memiliki riwayat alergi.
Swaniya Lashes Co., Ltd. adalah perusahaan yang berspesialisasi dalam memproduksi produk bulu mata berkualitas tinggi, termasuk lem lash. Kami memahami pentingnya menggunakan produk yang aman dan andal, dan kami berkomitmen untuk menyediakan produk terbaik bagi pelanggan kami. Jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang produk kami, jangan ragu untuk menghubungi kami di service@swaniyalashes.com.
Artikel ilmiah:
1. Kaur, I., Chawla, R., Madan, M. dan Sahoo, N., 2017. Tinjauan potensi iritasi dan alergen dalam maskara. Jurnal Dermatologi Kosmetik, 16 (3), hlm.332-339.
2. Chao, C.M., Lai, Y.Y. dan LAN, J.L., 2015. Dermatitis kontak alergi yang disebabkan oleh produk kosmetik. Chang Gung Medical Journal, 38 (1), hlm.3-12.
3. De Cuyper, C., 2010. Transplantasi bulu mata: standardisasi prosedur. Ophthalmic Plastik dan Bedah Rekonstruktif, 26 (3), hal.219-222.
4. Que, S.K. dan Franks Jr, W., 1984. Pengaruh pelumas mata pada pemakai lensa kontak. American Journal of Optometry and Physiological Optics, 61 (10), pp.714-719.
5. Lee, Y., Kim, K.H., Park, Y.M. dan Han, H.J., 2017. Dermatitis kontak alergi kelopak mata yang disebabkan oleh tetes mata yang mengandung kedelai. Annals of Dermatology, 29 (1), hlm.74-76.
6. Tse, T.W. dan Hui, E.Y., 2016. Kontak Dermatitis ke Bahan Kosmetik di Cina Selatan. Jurnal Dermatologi Kosmetik, 15 (3), hlm.192-196.
7. O'Donnell, B.F. dan Hagan, C., 2004. Ekstensi bulu mata cluster: Laporan Kasus. Eye, 18 (10), hlm.1057-1058.
8. Loo, W.L., 2017. Dermatitis kontak alergi di Singapura. Jurnal Dermatologi & Kosmetologi, 1 (1), hlm.109-112.
9. González-Rodríguez, A.J., Iglesias-Sánchez, M.T. dan Aranda-López, G., 2015. Alergi okular. Kedokteran klinis (edisi Inggris), 145 (2), hlm. 69-74.
10. Gao, L.F., Zhang, K. dan Bian, L.Z., 2010. Investigasi konjungtivitis alergi terkait lensa kontak. Jurnal Tiongkok Optometri Oftalmologi dan Ilmu Visual, 12 (7), hlm.447-449.